(penulis blog mengutip artikel ini dari buku Ras-ras Umat Manusia. Bagian: Jepang. Januari 1991. Penerbit PT. CITRA ADITYA BAKTI BANDUNG 1991, halaman 139-141)
Di kepulauan Jepang terdapat kelompok penduduk di pedalaman (Hokkaido) yang malang dan misterius, yaitu bangsa Ainu. Bangsa ini sebenarnya pernah tersebar di seluruh negeri Jepang pada awal sejarahnya, sehingga bangsa tersebut dapat disebut sebagai bangsa paling pribumi di sana, Menjelang mulainya tarikh MAsehi orang Ainu sudah ada di bagian Selatan Jepang dan hidup dalam budaya Neolitikum.
Adapun bangsa Jepang yang baku, baru datang kemudian, asalnya dari jazirah Korea. Serbuan masuk bangsa ini sudah dalam zaman budaya besi; mereka sudah memelihara kuda untuk segala jenis keperluan hidup. Kemudian mereka bangun suatu kerajaan; ketika itu juga lahirlah suatu nasion Jepang kuno. Suku-suku Ainu mereka perangi dan mereka giring ke arah Utara, Lalu pihak yang menang ini mendiirkan kasta Ksatria yang disebut Samurai; baru pad abad ke 10 suku-suku Ainu berhasil dipojokkan hingga hidup lanjut sebagai suku-suku primitif di pedalaman.
Sejarah Jepang bagian awal memang tak kaya informasi, sehingga banyak hal yang serba gelap. Ditinjau secar fisik ada dua ekstremitas pada orang Jepang. Pada satu pihak orang Jepang mirip dengan orang-orang Cina sebagai bangsa Mongoloid bagian Utara. Bagian besar dari penduduk Jepang sekarang terutama pada serdadu dan geisja mewakili tipe ragawi ini. Pada pihak yang lain terdapatlah orang-orang Jepang yang kenampakaannya mirip dengan orang Eropa karen akulit mereka yang terang keputih-putihan; mereka juga berambut bergelombang, dapat berjanggut dan raut muka mereka tak datar, dengan hidung pipih seperti tipe mongoloid pada umumnya. Ciri-ciri inidapat ditemukan pada foto para menteri atau jutawan bisnis; juga dari gambar-gambar kuno jenis fisik Jepang seperti itu sudah ada. Lalu masih ada tipe ketiga, yang menurut dugaan hasil percampuran dengan para pendatang dari Selatan yaitu bangsa Indonesia (Melayu); tubuh mereka ini dibandingkan tipe kedua yang mirip Eropa tadi, relatif pendek; ciri-ciri Mongoloid tak begitu jelas.
Para antropologi ragawi membedakan orang Jepang dari orang Cina segera secara tegas; namun seluk-beluk sejarah terbentuknya masih banyak aspeknya yang misterius. Meski ciri-ciri yang mirip orang Eropa, bersumber pada kehadirab orang-orang Ainu, tetapi kaum samurai tak pernah merasakan mengalirnya darah Ainu dalam diri mereka; padahal para pemimpin di bidang pemerintahan dan ekonomi banyak yang mirip orang Barat.
Lalu muncul pendapat yang mengatakan bahwa rambut bergelombang dan tubuh yan gagak berbulu merupakan warisan jasmaniah dari bangsa Melayu, tetapi raut muka pada orang Jepang yang berkulit terang keputih-putihan lain dengan raut muka orang Melayu. Adapun di bagian Selatan pulau Formosa (Taiwan) yang pernah masuk wilayah kerajaan Jepang sebelum prang dunia kedua, penduduknya bercirikan Melayu berkulit kecoklat-coklatan.
KAlau toh di kalangan orang Melayu (atau Indonesia) ada unsur-unsur Eropid pas fisiknya, diduga pernah ada gelombang bangsa-bangsa Eropid kuno merembes ke Asia Tenggara, begitu pula ke negeri Jepang di masa lampau. Ada pun yang datang ke Indonesia, kemudian melanjutkan migrasinya sambil bercampur dengan bangsa-bangsa yang dilewatinya, ke Polinesia di Lautan Teduh. Ini dapat dibuktikan dengan kemiripan bahasa, jenis pangan dan bentuk rumah-rumah antara bangsa Polinesia dan Indonesia. Menurut dongeng leluhur, bangsa Polinesia berasal dari Indonesia dan ini memang benar. Kesimpulan, sejarah bangsa Jepang memang menarik untuk dipelajari meskipun banyak lubang-lubang hilangnya informasi dari masa lampaunya.
konnichiwa, semoga bermanfaat
Bagaimanakah sistem pendidikan di Jepang?
Sama seperti di Indonesia, sistem pendidikan di Jepang mencangkup sistem 6-3-3-4 yaitu sebagai berikut: 1. Enam Tahun Sekolah Dasar 2. Tiga Tahun Sekolah Menengah Pertama 3. Tiga Tahun Sekolah Menengah Atas 4. Dan 4 tahun rata-rata masa di perguruan tinggi Ada yang lagi sama lagi, di Jepang juga wajib belajar 9 tahun seperti di negara kita, namun bedanya 9 tahun belajar disana benar-benar “wajib”. Oleh karena itu hampir 100% penduduk Jepang tidak buta huruf. Peresentasi buta huruf (Buku Bahasa Jepang Sehari-hari, hlm 153) sebesar 0.7% saja. Delapanpuluh tujuh persen dari lulusan SMP melanjutkan ke SMA, persentase itu semakin meningkat tiap tahunnya, khususnya di wilayah perkotaan. Sebesar 30% dari SMA akan melanjutkan ke perguruan tinggi, sebelumnya mereka mengikuti ujian yang cukup sulit untuk memasuki dunia perkuliahan. Menyusul setelah Amerika Serikat, Jepang menduduki urutan kedua dalam banyaknya universitas. Sebanyak ...
5 Komentar
Maaf, apakah Anda percaya kalau bangsa Jepang memiliki rumpun yang sama dengan bangsa Israel Kuno?
BalasHapusHmmm, sepertinya tidak sih. Abis mukanya beda jauh hehehe
BalasHapusAku lebih percaya kalo orang jepang ada sebagian nenek moyangnya berasal dari indonesia..
BalasHapusHabis muka nya orang jepang mirip orang indo
Aku lebih percaya kalo orang jepang ada sebagian nenek moyangnya berasal dari indonesia..
BalasHapusHabis muka nya orang jepang mirip orang indo
Waktu saya kerja di perusahaan jepang, ada rekan kerja yg mirriiiippp jawa banget. Kulit juga hitam. Trus suka di ledek oleh teman2 katanya waktu perang dulu kakeknya merit dgn orang jawa.
BalasHapuskomentar dan kritik sangat diharapkan :D. Terimakasih!